PC Fatayat NU Brebes

FATAYAT NU BREBES : CERDAS MENGAMBIL PELUANG, TANGKAS MENGHADAPI TANTANGAN

Sejarah dan Pergerakan Fatayat NU Kab. Brebes

Fatayat NU lahir 07 Rojab 1369 H atau 24 April 1950 M di Surabaya, adalah celotehan anak – anak siswi MTs Gresik di arena Muktamat NU ke XV Tahun 1940. Celotehan “kami pemudi NU” yang menggema ini ditangkap oleh ibu – ibu guru mereka. Ditangkap sebagai ilham atau inspirasi, bahwa penting NU mendirikan wadah untuk perempuan – perempuan muda (anak – anak NU). Prosespun berlangsung untuk mewujudkan Fatayat NU di Indonesia ini, dengan para tokoh penggerak pendiriannya : Ibu Murthosiyah  dari Surabaya, Ibu Chuzaimah dari Gresik dan Ibu Aminah Mansur dari Sidoarjo. Akhirnya  ketiga perempuan ini dikukuhkan sebagai Tiga Serangkai Pendiri Fatayat NU.

Pendirian Fatayat NU Kab. Brebes tidak lepas dari pendirian Nahdlatul Ulama di Kab. Brebes. Pendirian Nahdlatul Ulama di Kab. Brebes sangat erat keterkaitannya dengan para ulama pesantren. Para ulama pesantren ini merupakan santri – santri Mbah Hasyim Asy’ari – sang Pendiri Nahdlatul Ulama. Pesantren – pesantren di Kab. Brebes berdiri sebelum kemerdekaan RI. Pesantren Yanbu’ul Qur’an di Lumpur Losari berdiri Tahun 1874, Pesantren Al Hikmah Benda Sirampog Brebes berdiri tahun 1911. Ketika Mbah Hasyim Asy’ary mendirikan Nahdlatul Ulama Tahun 1926, para santrinya yang telah bermukim di daerah masing – masing ini, dikoneksi menjadi media pendirian Nahdalul Ulama di daerahnya. Langkah ini sangat efektif dan efisien, efektif oleh sebab koneksi dengan cepat berlangsung, efisiein karena zero modal. Dapat dibayangkan santri pada zaman itu, diminta kyainya untuk mendirikan Nahdlatul Ulama di wilayahnya pasti bahagia, dan berorientasi “ngalap barokah”.

NU di Kab. Brebes juga demikian kehadirannya, adalah seorang santri Mbah Hasyim Asy’ary dari Ketanggungan. Yang didawuh Mbah Hasyim untuk memproses pendirian NU di Kab. Brebes. Saat itu diperkirakan sebelum meletusnya G30SPKI (1965). Beberapa tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. NU Kab. Brebes bangkit kembali pada tahun 1970-an. Adalah kediaman KH. S.A Basori Dukuhturi Bumiayu (Ayahanda Sahabat Farrah Effi – Ketua PAC Fatayat NU Brebes Periode 2002 – 2012), yang menjadi tempat semacam Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Kab. Brebes. Pada ajang Konferensi Cabang NU ini, Badan Otonom NU di Kab. Brebes didirikan. Para Kyai mengajak perempuan – perempuan Kab. Brebes yang dianggap memiliki kapabilitas, diantaranya : Nyai Khodijah, Nyai Fatmah Hamami, Nyai Nok Zumairoh (yang baru pulang dari Pesantren), Nyai Sofiyah Said, Nyai Maryam Ikhsan, Nyai Adzkiyah Masruri, Nyai Ulfah Shodiq, Nyai Supriyatin Tonjong dan lain – lain.

Para Perempuan ini diberi pengarahan, dan ditunjuk menjadi pengurus Muslimat NU dan Fatayat NU Kab. Brebes. Ibu Nyai Khodijah ditunjuk menjadi Ketua Fatayat NU dan Ibu Nyai Nok Zumaiorh menjadi sekretarisnya. Terbentuklah Fatayat NU Cabang Kab. Brebes, silih berganti kepengurusan, berkutat pada piyantun – piyantun tersebut, oleh sebab keterbatasan kader Fatayat NU, pada era 70-an – 1989 (20-an tahun). Suatu saat Bu Nyai Supriyatin Tonjong (almh) bercerita, perjalanan Beliau menghadiri Kongres Muslimat NU dan Fatayat NU ke VIII tanggal 05 – 11 Juni Tahun 1979 di Semarang, naik kereta dengan membawa anak – anaknya yang masih kecil. Kongres ini bersamaan dengan Muktamar NU ke 26. Dapat dibayangkan kondisi saat itu, letak gegrafis Brebes luas yang membentang dengan transportasi yang masih susah.

Tahun 1983 – 1984 Fatayat NU berdiri di Desa Benda Kec. Sirampog Kab. Brebes, dengan Ketua Ranting Sahabat Sholihah Wajad – siswi Madrasah Aliyah Al Hikmah kelas III. Pertemuan rutinnya tiap hari Selasa siang. Ketua PAC Fatayat NU Kec. Sirampog Sahabat Aisyah Muhaimin, BA. Kegiatan lainnya adalah kuliah Dhuha tiap hari Jum’at dan kajian tradisi aqidah ASWAJA tiap jam 16.00 di Musholla Al Furqon. Berarti pada tahun – tahun itu Fatayat NU sudah sampai di tingkat anak cabang dan ranting. Bahkan PAC Fatayat NU Sirampog dan PR Fatayat NU Desa Benda sangat siap ditugasi PC NU Kab. Brebes menjadi panitia lokal Konferensi Cabang NU Kab. Brebes yang diselenggarakan di PP Al Hikmah Benda. Serta tampil paduan suara pada ajang pembukaan, menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mars NU yang berjudul Bersemilah Tunas NU, Mars Fatayat NU, Mars Muslimat NU.

Tahun 1989 – 1993 ini adalah era kepemimpinan Sahabat Umi Salamah Al Mauz. Kegiatan pengkaderan mulai diselenggarakan. LKD tingkat Cabang, di PP An Nidlomiyah Gamprit Brebes. LKD tingkat zona selatan, di Gedung MTs Ma’arif Kaliwadas Bumiayu. LKD Fatayat NU Sirampog di Gedung MI Tamrinusyibyan Benda Sirampog Brebes. Bermunuculan kader – kader muda perempuan untuk Fatayat NU. PC Muslimat NU dan Fatayat NU Kab. Brebes juga menyelenggarakan Training daiyah dan jurnalistik Muslimat NU dan Fatayat NU Kab. Brebes di Ketanggungan. Pertemuan rutin tiap bulan bertempat di anak cabang se Kab. Brebes secara bergilir. Pertemuan rutin hanya dihadiri Ketua dan Sekretaris PAC Muslimat NU dan Fatayat NU. Pembukaan bersama – sama, setelah itu sidang khusus.

Tahun 1993 diselenggarakan Konferensi Cabang Fatayat NU Kab. Brebes di Gedung MTs Negeri Brebes. Pemilihan Ketua dan Jajaran Pengurus Harian dilakukan melalui Tim Formatur, untuk masa bhakti 1993 – 1998. Konferensi Cabang memilih Tim Formatur, yang ditugaskan saat itu juga untuk memilih Ketua dan Jajaran Pengurus Harian Masa Bhakti lima tahun kedepan. Terpilih Ketua Sahabat Dra. Hamidah Zaen (almh), Wakil Ketua Sahabat Farrah Effi Sri Winarti, B.Sc (almh), Wakil Ketua Sahabat Sri Bazi, Sekretaris Bilqis, S.Ag, Wakil Sekretaris Sahabat Mu’minah, Bendahara Sahabat Dra. Hj. Munifah, Wakil Bendahara Sahabat Marfu’ah.

Program berjalan lebih meningkat, pertemuan rutin dihadiri tidak hanya dua orang tiap Anak Cabang, tapi Pimpinan Harian sekitar lima orang. Pertemuan masih bersama Muslimat NU Kab. Brebes. Pada periode ini juga diselenggarakan Porseni Fatayat NU dalam rangka Harlah Fatayat NU ke 45 Tahun 1995, diselanggarakan di MTs Negeri Brebes. Upacara pembukaan porseni bertindak sebagai inpsektur upacara Ketua Tanfidziyah PC NU Kab. Brebes – Bapak KH. Dra. Jalaluddin, sebagai pimpinan upacara Sahabat Mu’minah. Pada tahun 1995 ini juga PC Fatayat NU Kab. Brebes mengikuti Kongres Fatayat NU ke X di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Kancah nasional ini menjadi media merajut jejaring nasional PC Fatayat NU Kab. Brebes. Terbukti pada tahun 1997 PC Fatayat NU Kab. Brebes diundang PP Fatayat NU menghadiri Workshop Politik Perempuan di Jakarta, dengan para narasumber KH. Abdurrohman Wahid, Dr. A.S Hikam, DR. KH. Masdar Farid Iskandar dll. Dan tahun sebelumnya 1996, LKD PC Fatayat NU Kab. Brebes dihadiri Sahabat Maria Ulfah Anshor, Sahabat Fadlilah Ahmad dari PP Fatayat NU, Sahabat Munawaoh Nurhadi Ketua PW Fatayat NU Jawa Tengah dan dihadiri BUPATI Brebes – Bapak Sagiman, bertempat di PP Al Hikmah Benda. Periode berakhir pada tahun 1998, dilaksanakan Konferensi Cabang Fatayat NU bertempat di PTQ Al Hikmah Benda. Konferensi Cabang memilih kembali Sahabat Dra. Hamidah Zaen. Jajaran kepengurusan harian nyaris tidak berubah, hanya menambah kader- kader baru pada bidang – bidang.

Periode 1998 – 2002 ini pergerakan PC Fatayat NU Kab. Brebes masih rutinitas biasa. Disamping itu kondisi Indonesia yang sedang krisis moniter yang berujung pada mundurnya Presiden Suharto, mengakhiri orde baru. Masuk orde reformasi, NU melahirkan partai politik – PKB. Periode ini berakhir pada Konferensi Cabang Fatayat NU Kab. Brebes PP al Falah Salafiyah Jatirokeh Songgom Brebes. Pada momen konferensi ini diberi materi kajian Kesetaraan Gender dengan narasumber KH. Husain Muhammad Cirebon. Memang era gerakan kesetaraan gender di Indonesia sedang gencar. PC Fatayat NU Kab. Brebes tidak ketinggalan turut andil memberikan pemahaman perihal kesetaraan gender kepada kader – kader Fatayat NU. Konferensi Cabang ini memandatkan Sahabat Farah Effi Sri Winarti, B.Sc sebagai Ketua PC Fatayat NU Kab. Brebes.

Kepengurusan periode 2002 – 2006 di lantik di Gedung Islamic Centre oleh PP Fatayat NU, hadir Sahabat dr.g. Ulfah Masfufah Ali Ubaid (Wakil Ketua PP Fatayat NU). Turut memberikan tausiyah KH. Moh. Masruri Abdul Mughni – Ketua Tanfidziyah PC NU Kab. Brebes. Pelantikan dirangkai dengan up grading kepengurusan dan RAKERCAB. Diantara keputusan RAKERCAB adalah memisahkan diri dari PC Muslimat NU Kab. Brebes pada forum pertemuan rutin tiap dua bulan. Pertemuan rutin PC Fatayat NU Kab. Brebes menjadi tiap tiga wulan, dan dihadiri oleh semua Ketua PR Fatayat NU dan PAC Fatayat NU se Kab. Brebes. Pertemuan rutin menjadi ajang konsolidasi organisasi dan kader Fatayat NU.

Periode 2002 – 2006 adalah periode gerakan mencuri perhatian Pemerintah Kab. Brebes, oleh sebab saat itu Fatayat NU Kab. Brebes belum mendapat kepercayaan sebagai media pemberdayaan masyarakat. Langkah mencuri perhatian ini dengan menyelenggarakan kegiatan show of pose di Stadion Karangbrahi Brebes, dengan bingkai kegiatan Tabligh Akbar dan Bhakti Sosial Tingkat Regional rencana awal bersama Kyai Kanjeng M.H. Ainun Najib Yogyakarta, oleh sebab mahal tidak jadi dengan Kyai Kanjeng. Akhirnya bersama KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pesona Gus Dur di jantung kota Brebes mengundang publik dan PEMDA Brebes terkesima. Hal ini membuat PC Fatayat NU Kab. Brebes juga mempesona. Ternyata Gus Dur baru pertama menginjakan bumi Kota Brebes atau pantura.

Menghadirkan tokoh besar pada kegiatan lembaga adalah salah satu cara membranding lembaga tersebut. Apalagi yang dihadirkan tokoh besar sekelas Gus Dur. Membawa keberkahan tersendiri bagi Fatayat NU Kab. Brebes, panitia penyelenggara meraup laba (keuntungan) finansial lumayan besar, kira – kira tujuh juta rupiah (Rp 7.000.000). Panitia tidak mengeluarkan anggaran (modal) sepeserpun. Konsumsi VVIP, snack dan bisyarah Gus Dur ditanggung BUPATI Brebes. Para tokoh pantura yang mau ketemu Gus Dur menyumbang panitia. Transportasi Gus Dur Jakarta Brebes dan sebaliknya ditanggung Anggota DPRI FPKB Dapil 09 – Bapak Andi Najmi. Hari itu Kamis, 06 Maret 2003 pagi sampai siang, perkantoran PEMDA Brebes serasa libur, semua pejabat berkumpul di Pendopo menyambut Gus Dur, hal ini permintaan BUPATI Brebes (Pak Indra Kusuma), bukan pengajuan proposal panitia.

Tiga hari setelah kegiatan itu, BKKBD (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah) Kab. Brebes mengundang PC Fatayat NU Kab. Brebes, untuk bekerja sama program kesehatan reproduksi untuk remaja (Youth Centre), terbentuk Youth Centre Jasmine. Training diselenggarakan tingkat Cabang dan Anak Cabang. BKKBD Kab. Brebes langsung memberi fasiltas seperti TV, Komputer, sound ruangan. PC Fatayat NU Kab. Brebes kemudian menyewa rumah di Dukuhturi Bumiayu untuk Sekretariat Youth Centre Jasmine. Hingga mengikuti Jambore Nasional Youth Centre di Bali. Juga menyelenggarakan Lomba Musik Anak Jalanan di ajang Pameran Pembangunan Pemda Brebes di Lapangan ASRI Bumiayu. Start dari sini terus bergerak, dan bergerak semakin cepat sampai hari ini. Bergabung dengan BAPPEDA Kab. Brebes di Yayasan Pusaka kersama dengan UNICEP konsentarsi Kebijakan Publik. Tahun 2004 mendapat kepercayaan dari Yayasan Puan Amal Hayati yang dipimpin Ibu Shinta Nuriyah Abdur Rohman Wahid, dengan program Pemberdayaan Politik Perempuan. Ibu Shinta hadir pada Dialog Publik Politik Perempuan di Lapangan ASRI bersama KH. Moh. Masruri Abdul Mughni. Pada tahun itu juga PC Fatayat NU Kab. Brebes mengantarkan kadernya duduk di Legeslatif Kab. Brebes Fraksi PKB : Sahabat Hj. Farah Effi dan Sahabat Hamidah Zaen. Hingga membeli rumah seharga Rp 202.000.000 di Jl. Hj. Siti Aminah Dukuhturi Bumiayu.

Tahun 2007 diselenggarakan Konferensi Cabang di GOR Al Hikmah 02 Benda. Menghasilkan Sahabat Hj. Farah Effi terpilih kali kedua menjadi ketua. Pada periode 2007 – 2012 memutuskan program unggulan membangun balai klinik ibu dan anak (BKIA). Program mendirikan balai klinik ibu dan anak (BKIA) ini diproses. Rumah yang telah dibeli, direnovasi dua kali. Pengadaan sarana dan pra sarana balai klinik ibu dan anak (BKIA) diwujudkan. Tenaga kesehatan sudah dipersiapkan ; dokter dan perawat, tinggal bidan yang belum siap, serta alkes. Karena sesuatu hal, pendirian BKIA Fatayat NU Kab. Brebes berhenti proses, dan pada akhirnya tidak terwujud. Periode ini meneruskan pergerakan politik, tahun 2009 PC Fatayat NU Kab. Brebes bergabung dengan KH. Nasrudin Tarsudi Anggota DPR RI Golkar. DPRD Kab. Brebes dan Jawa Tengah tetap PKB (H. Noval Najib). Tahun 2010 menghadiri Kongres ke XIV di Asrama Haji Pondok Gede jakarta. PC Fatayat NU Kab. Brebes menjatuhkan dukungan pada Sahabat Ida Fauziyah menjadi Ketua Umum PP Fatayat NU Periode 2010 – 2015. Oktober 2010 Sahabat Idah Fauziyah hadir di Training Koperasi Jasmine Fatayat NU Brebes di Pendopo Brebes. Beliau mengakseskan Bantuan Pemerintah Pusat berupa Training Komputer sebesar Rp 30.000.000;-. Dan berturut – turut tiap tahun bantuan dari Pemerintah Pusat turun di PC Fatayat NU Kab. Brebes, hingga sekarang (Tahun 2025).

Tahun 2012 adalah masa kegilaan PC Fatayat NU Kab. Brebes, dimana berani mengambil langkah berbeda dengan PC NU Kab. Brebes serta badan otonom lainnya. Apa itu ? Mendukung Calon Bupati – Cawapub PDI Perjuangan (Hj. Idza Priyanti – Narjo), sementara Ketua PC NU Kab. Brebes (H. Athoillah0 maju menjadi Cawapub menjadi pasangan H. Agung Widiantoro (Partai Golkar). Alhamdulillah dukungan Fatayat NU menang. November 2012 diselenggarakan Konferensi Cabang Fatayat NU Kab. Brebes di Hall Hotel Dedy Jaya Brebes. Konferensi Cabang kali ini begitu meriah ; lima ratus bendera Fatayat NU terpasang sepanjang jalan raya protokol Kab. Brebes, spanduk selamat dan sukses membentang di mana – mana, karangan bunga terpampang dari Forkompinda Kab. Brebes, para anggota DPR RI, DPRD Jawa Tengah, DPRD Kab. Brebes dan lain – lain. Seolah seluruh penjuru dunia tertuju pada satu titik Fatayat NU Kab. Brebes. Pada akhirnya Konferensi Cabang Fatayat NU Kab. Brebes memutuskan Ketua Terpilih Sahabat Mu’minah, M.Pd.I. Bersaing ketat dengan Sahabat Widiawati, S.E.

Periode 2013 – 2018, adalah periode pematangan PC Fatayat NU Kab. Brebes. Launching Tabarat Jannatul Ma’wa – Wadah Derma Bhakti Kader Fatayat NU, untuk pengadaan tanah. Siyasah Perempuan ASWAJA (SPAs) terbentuk, BMT Fatayat NU berdiri megah, LKP3A juga bergerak dengan baik serta Yayasan Jagad Suralaya. Lagu – lagu yang senada dengan gerak langkah Fatayat NU Kab. Brebes tercipta. Lagu Perempuan ASWAJA dilaunching tahun 2017 di perhelatan Harlah ke 67 di Kersana, Lagu BALAKAR di launching tahun 2018 di training BALAKAR, dan lagu GELATIK tercipta pada tahun 2018 pasca mendapat program GELATIK dari PP Fatayat NU. Periode ini tampilan gerakan Fatayat NU Kab. Brebes dengan kreasi seni budaya (sendratari). Yang digelar pada event Harlah Fatayat NU ke 65 di Tonjong, ke 66 di Songgom, 67 di Kersana, 68 di Banjarharjo, di Lounching SPAs di GOR Sasanakrida Brebes, dan pemantapan dukungan BUPATI Pilkada 2017 di GOR Pakujati Paguyangan. Beberapa bulan setelah pembeilan tanah seluas 2.400 meter persegi. Periode ini juga mendapat tantangan besar, menyiapkan kader – kader Fatayat NU yang handal, agar mampu meneruskan gerak langkah Fatayat NU. Berpikir cukup keras untuk hal ini, akhirnya tercetus TOT Kader Fatayat NU untuk Ketua Ranting, Ketua dan Sekretaris PAC, total berjumlah 400-an orang. TOT dilaksanakan di Guci tiap akhir pekan, selama tiga akhir pekan, dengan peserta dibagi tiga gelombang. Pada TOT ini semua pengurus PC Fatayat NU Kab. Brebes wajib menjadi moderator. Sehingga berhasillah kader – kader Fatayat NU sangat siap meneruskan estafet kepemimpinan organisasi. Tidak sampai disini, pasca TOT bergerak pembentukan BALAKAR (Bala anak ranting) forum pengurus anak ranitng. Mereka ditraining melalui forum PAC, lahirlah lagu BALAKAR.

Tahun 2019 adalah Tahun Politik (Pemilu serentak), pada pemilu ini PC Fatayat NU Kab. Brebes menjatuhkan dukungan pada Sahabat Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, MM di DPR RI Fraksi PKB. Pergerakanpun berjalan masif, terstruktur dan tersistem. Di tengah pergerakan pemilu ini PC Fatayat NU Kab. Brebes harus menyelenggarakan Konferensi Cabang. Pada tanggal 13 Januari 2019 Konferensi Cabang Fatayat NU Kab. Brebes dilaksanakan, di PP al Falah Modern. Konferensi berjalan dengan riang gembira, dan memilih Sahabat Nur Wakhidah sebagai Ketua PC Fatayat NU Kab. Brebes Periode 2019 – 2024. Periode 2019 – 2024 adalah masa kemapanan Fatayat NU Kab. Brebes, dimana pada masa ini branding Fatayat NU Kab. Brebes semakin kuat, system organisasi telah terbangun, jejaring begitu luas, paradigma berpikir kader – kadernya telah terbentuk, pemahaman makna ke NU–an dan ASWAJA An Nadliyah begitu dalam. Menapaki jalan pada periode ini serasa begitu indah.

Back up full dari Sahabat Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, MM (Anggota DPR RI Fraksi PKB) memperkokoh laju gerakan periode ini. Belum satu bulan Bu Nur Nadlifah dilantik, PC Fatayat NU Kab. Brebes mendapatkan program TKM tahun 2019. Maka tiga bulan setelah pelantikan adalah peletakan batu pertama pembangunan gedung multiguna Fatayat NU Kab. Brebes. Setahun kemudian (Th. 2020) dibangun BLKK Fatayat NU Kab. Brebes. Dan seterusnya membangun tiada henti ; bapingisasi halaman, membangun talud sepanjang tiga ratus meter (melingkari tanah), membangun GOR, membangun toilet dan dapur sehat serta musholla. Menambah aset mobil milik Fatayat NU Kab. Brebes. Fa Bi ayyi ala robbikuma tukadziban…. Nikmat mana lgi yang kau dustakan……

Media – media kelembagaan untuk pengembangan dan pematangan militansi kader dibangun, LKD Tingkat PC Fatayat NU Kab. Brebes diselenggarakan di PP AL Falah Salafiyah, satu bulan berikutnya TOT diselenggarakan di Gedung Serbaguna Al Ittihad Jatibarang. Dalam waktu singkat, PC Fatayat NU Kab. Brebes telah memiliki Tim Fasilitator untuk LKD Tingkat PAC dan Ranting, PAC FNU menyelenggarakan pada Tingkat ranting. Pelatihan skill dan live skill bersama BLKK PC Fatayat NU Kab. Brebes.

Terpaan badai menghantam PC Fatayat NU Kab. Brebes, badai besar datang dari barat, tempat di mana Kantor BMT SM Fatayat NU Brebes berdiri. Al-hamdulillaaah badai besar tidak sedikitkan menggoyahkan bangunan besar PC Fatayat NU Kab. Brebes, sehelai rambutpun tidak berdampak pada kekokohan Bangunan PC Fatayat NU Kab. Brebes. Walaupun menguras anggaran “KAS NEGARA FATAYAT NU”. Oleh sebab kelembagaan PC Fatayat NU Kab. Brebes tidak terlibat tidak berperan pada Kebangkrutan dan Colapsnya BMT SM PC Fatayat NU Kab. Brebes. Kondisi ini tidak menyebabkan PC Fatayat NU Kab. Brebes, berhenti bergerak dan berkegaiatan, LKP3A mendapatkan pekerjaan besar “mengadvokasi dan edukasi anak – anak korban pencabulan oleh pamannya). Peristiwa ini terjadi di wilayah pendesaan di ujung barat selatan Brebes (80 KM dr pusat kota). Menyaksikan empat orang anak yang masih hubungan saudara, begitu polos dan lemah, menjadi pelampisan seks orang dewasa, dan kami yakin dibalik tembok kehidupan dunia ini masih banyak anak – anak mengalami nasib yang sama, namun kita tidak mampu menjangkau. Oleh sebab ini PC Fatayat NU Kab. Brebes pada tahun 2024 ini mendapatakan program kerjasama Perlindungan anak dan perempuan dari Yayasan Pulih Jakarta. Periode 2019 – 2024 menutup program dengan Pembangunan Gedung AMIK Fatayat NU Kab. Brebes, dipancangkan satu bulan sebalum Konferensi Cabang Fatayat NU Kab. Brebes tahun 2024.

PC Fatayat NU Brebes
PC Fatayat NU Brebes

Sahabat Hj. Rohmatin Alawiyah, S.Pd.I terpilih sebagai Ketua PC Fatayat NU Kab. Brebes, secara aklamasi. Perhelatan Konferensi Cabang yang cukup mewah di PP Al Fattah Tegalgandu Wanasari. Bulan Juli 2024 kepengurusan periode ini dilantik, di halaman Islamic Centre Brebes. Perhelatan pelantikan yang spetakuler, dihadiri puluhan ribu kader Fatayat NU, dimeriahkan parade drum band perempuan muda Fatayat NU dan pensholawat Anisa Rahman. Perhelatan ini diback full oleh Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, MM – Anggota DPR RI Fraksi PKB dan H. Musyaffa. Program kerjasama dengan Yayasan Pulih Jakarta terus berlanjut hingga sekarang. Penguatan organisasi dan pengkaderan juga terus berjalan dengan baik. Forum konsolidasi tingkat pimpinan tiap slapanan Sabtu Wage. Forum pertemuan kader tiap tiga bulan, semakin semarak karena yang hadir puluhan ribu.

Pembangunan Gedung AMIK Fatayat NU Kab. Brebes terus berlangsung. Karena Pendirian AMIK Fatayat NU Kab. Brebes direncanakan dibuka Tahun Akademik 2026 – 2027 Bersamaan dengan ini Fatayat NU Kab. Brebes ikut program SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) dari BGN (Badan Gisi Nasional). Dapur SPPG ditempatkan di GOR Fatayat NU Kab. Brebes. Proses perjalanan yang sangat panjang ini, yang paling menentukan adalah langkah membangun paradigma berpikir kader – kader Fatayat NU Kab. Brebes. Paradigma berpikir tentang :

  1. Organisasi adalah sumber pemberdayaan masyarakat. Berkecimpung di organisasi berarti memproses pemberdayaan ini, turut memproses pemberdayaan akan mendapat nilai (pahala). Oleh sebab masyarakat yang berdaya adalah kekayaan berharga bagi bangsa dan negara. Kedudukan organisasi adalah salah satu pilar negara dari tiga pilar. Dua pilar lainnya adalah pemerintah (negara) dan pelaku ekonomi. Tigapilar nagara ini berdiri sama persis, memiliki peranan yang berbeda tatapi sama – sama sebagai pilar negara.
  2. Memproses organisasi sebagai agent of change (slogan PC Fatayat NU Kab. Brebes periode 2019 – 2024), ini dengan membangun paradigma bahwa organisasi adalah cara lain menjaga aqidah Islam, sebagaimana statemen Sahabat Umar ibni Khattab R.A. sebagai berikut : Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah (berorganisasi) dan tidak ada jama’ah kecuali dengan adanya kepemimpinan, dan tidak ada (gunanya) kepemimpinan kecuali dengan ketaatan.

    Maqolah di atas sesuai dengan Sabda Rasul SAW yang artinya : Keberkahan Allah teruntuk jama’ah (orang-orang yang berkelompok membangun suatu tujuan kebaikan), maka ikutilah golongan besar, sesungguhnya siapa yang sendiri (tanpa kelompok), (dikhawatirkan) akan tergilincir ke dalam neraka (Al hadis au kamal qola).

  3. Landasan Islam ASWAJA yang bersumber dan potret persis dengan ajaran dan perilaku Rasulallah SAW. Islam ASWAJA kemudian berkembang menjadi ASWAJA An Nahdliyah ini dipahamkan pada kader – kader Fatayat NU Kab. Brebes hingga mendarah daging. Pemahaman tentang Islam ASWAJA An Nahdliyah ini diproses baik secara term keilmuan maupun nilai – nilai filosofi yang dikandungnya.
  4. Kepemimpinan dan pengelolaan organisasi adalah tanggungjawab di dunia maupun di akhirat. Hal untuk menepis Perihal kader – kader Fatayat NU yang menjadi pengurus pada semua tingkatan diberi pemahaman melalui hadis Rasul SAW, yang makna kontektualnya sang pimpinan yang diridloi Allah itu memiliki para anggota pengurus yang baik, jujur dan banar, yaitu para anggota pengurus yang mendukung sang pimpinan yang memiliki program organisasi yang baik dan maju, dan anggota pengurus yang mengingatkan sang pimpinan yang sedang khilaf, lalai, membangunkannya ketika tidur tidak melalukan apa – apa untuk organisasi. Dan sang pemimpin yang dimurkari Allah itu yang memiliki anggota pengurus yang membiarkan (merasa tidak enak) sang pimpinan melakukan kesalahan dan tidak mendukung (masa bodoh) terhadap ide – ide cerdas sang pimpinan untuk kemajuan organisasi (al Hadis au kama qola).

Proses membangun paradigma itu tidak hanya disampaikan pada memutuskan kebijakan organisasi dan tata kelolanya. Dan yang paling efektif mempengaruhinya adalah Pimpinan Cabang Fatayat NU Kab. Brebes turun gelanggang di forum Anak Cabang, Ranting dan Anak Ranting. Jangan pernah berkata “untung Fatayat NU ada mau ngurusi” ini adalah perkataan su’dul adab terhadap Fatayat NU, karena sesungguhnya yang membutuhkan Fatayat NU itu kita. Tapi merengunglah “siapa saya ko Allah SWT mengangkat saya menjadi Pengurus Fatayat NU”. Wallohu ‘Alam.

 

 

Share on facebook
Facebook
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on twitter
Twitter

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *